Unhas kembali menyelenggarakan kegiatan keagamaan bertajuk Gerakan Unhas Mengkaji & Shalat Berjamaah (GUMSB) dan Studi Al-Qur’an Intensif (SAINS) yang pada Pekan Keempat ini, Fakultas Hukum bertindak sebagai Tuan Rumah penyelenggara. Kegiatan ini digelar pada Kamis (25/9) di Masjid Baitul Hakiem FH Unhas dan juga daring melalui platform Zoom Meeting, sehingga menjangkau partisipasi mahasiswa dari berbagai lokasi.
Kegiatan ini diawali dengan sesi tahsinul Qur’an yang dipandu oleh Mudarris Al-Qur’an Ust. Drs. H. Sulaiman Gosalam, M.Si., yang membimbing mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Sesi ini menjadi pembuka yang mendalam sebelum memasuki diskusi keislaman yang lebih lanjut. Acara dipandu oleh moderator Ust. Prof. Dr. H. Amran Saru, S.T., M.Si., yang mengarahkan jalannya kegiatan secara tertib dan penuh kekhusyukan.
Dalam sambutannya sebagai host GUMSB, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FH Unhas Prof. Dr. Maskun, S.H., LL.M., menegaskan bahwa GUMSB dan SAINS adalah momen penting untuk memperkuat tradisi mengaji dan mengkaji Islam di lingkungan kampus. Ia menekankan bahwa kegiatan ini tidak sekadar untuk memenuhi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK), melainkan menjadi sarana yang lebih bermakna dalam membangun karakter mahasiswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.
Ketua Senat Akademik Unhas Prof. Dr. H. Bahruddin Thalib, drg., M.Kes., Sp.Pros(K), hadir dan memberikan sambutan mewakili Rektor Unhas. Ia mengapresiasi antusiasme mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an dengan baik, yang mencerminkan kecerdasan spiritual sebagai bagian penting dari pendidikan tinggi. Menurutnya, tema yang diangkat sangat relevan dengan suasana Maulid Nabi dan menjadi pengingat penting akan perlunya memperkuat ketersambungan spiritual dengan Nabi Muhammad SAW. Ia menekankan bahwa meskipun kegiatan ini berada di luar kurikulum formal, GUMSB dan SAINS mendukung penuh upaya pembentukan karakter, integritas, dan sikap mahasiswa yang unggul secara moral dan spiritual.
Materi utama disampaikan oleh Ust. Dr. H. Ahmad Mujahid, M.Ag., yang membawakan ceramah bertajuk “Urgensi Menyadari Ketersambungan dengan Rasulullah SAW di Dunia sebelum Akhirat.” Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa mengenal dan terhubung secara spiritual dengan Rasulullah SAW adalah jalan utama untuk mengenal Allah SWT. Rasulullah bukan hanya manusia biasa, melainkan utusan Allah yang dimuliakan di bumi dan di langit. Kecintaan sejati kepada Rasulullah SAW harus diwujudkan melalui keteladanan akhlak, bukan hanya dengan ibadah lisan atau simbolik. Rasulullah adalah sosok yang penuh empati, kasih sayang, dan selalu memikirkan umatnya, bahkan dalam doa-doa pribadinya. Beliau menyampaikan bahwa dalam sejarah dan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, Rasulullah tidak pernah dipanggil dengan namanya langsung oleh Allah, tetapi dengan sebutan kehormatan seperti “Ya ayyuhan nabi” atau “Ya ayyuhar rasul.” Ini menunjukkan kemuliaan posisi beliau yang tidak dapat disamakan dengan manusia biasa.
Salah satu kisah menyentuh yang dibawakan adalah tentang sahabat Tsuban yang menangis karena takut tidak bisa bersama Rasulullah di akhirat. Allah pun menurunkan ayat bahwa mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan dikumpulkan bersama para nabi di akhirat. Dari kisah ini, disimpulkan bahwa ketersambungan dengan Rasulullah SAW harus dilandasi cinta, ketaatan, dan akhlak yang mulia.